Telur semut rangrang yang sering di sebut kroto semakin hari
semakin sulit di dapatkan di alam, sudah pasti ini akan membuat harga kroto
meningkat di pasaran. Kroto tidak hanya menjadi pakan burung favorit bagi
kicaumania, tetapi juga menjadi umpan andalan mancing mania yang terbiasa
mancing di kolam pemancingan. Banyak para kicaumania harus bersaing dengan
mancing mania untuk mendapatkan kroto sebelum kehabisan.
Semut rangrang sebenarnya bukanlah hama bagi usaha
perkebunan, justru semut rangrang merupakam membantu mengatasi hama perkebunan,
tetapi serangannya yang ganas dengan gigitannya yang menyakitkan menjadikan
petani kesulitan memanen hasil pekebunannya. Tingginya permintaan kroto dan
rendahnya suplai dari alam yang sudah tidak dapat di andalkan karena semakin
menipisnya populasi semut rangrang, mendorong banyak orang untuk mencoba budidaya
semut rangrang yang akan menghasilkan kroto. Sebenarnya sudah banyak yang
membahas cara beternak semut rangrang ini. Artikel mengenai budidaya semut
rangrang ini dapat dengan mudah di temukan di internet dengan kata kunci
budidaya semut rangrang atau budidaya kroto.
Pentingnya Memahami Siklus Kehidupan Semut Rangrang
Dalam beternak kroto menggunakan media apapun, tidak akan
lepas dari namanya siklus hidup dari semut rangrang. Siklus hidup yang mesti di
perhatikan tidak hanya siklus hidup dari semut betina menghasilkan telur,
kemudian telur menjadi larva, larva menjadi kroto. Siklus hidup yang harus di
perhatikan bagi para peternak kroto adalah siklus hidup bulanan, dari bulan ke
bulan sampai satu tahun.
Kenapa siklus hidup yang harus di perhatikan adalah
siklus hidup bulanan?
Karena siklus hidup dalam peternakan kroto ini berbeda
dengan siklus hidup pada peternakan lainnya.
Dalam peternakan kroto, ratu dalam koloni tidak terbentuk
setiap bulan, dengan kata lain telur semut rangrang yang akan menjadi ratu
tidak selalu di produksi setiap bulan. Berbeda dengan telur kroto yang di
produksi setiap hari.
Telur yang akan menjadi calon ratu memiliki pertumbuhan yang
lebih cepat di banding telur yang akan menjadi semut prajurit, semut betina
atau pejantan maupun semut perawat,.
Sehingga semut ratu lebih besar bentuknya di banding telur
semut yang lainnya.
Produksi Kroto Menurun?
Seperti artikel yang sudah kita bahas Produksi kroto akan
menurun ketika semut hitam bersayap mulai muncul satu persatu dan akan semakin
bertambah banyak pada koloni semut rangrang yang Anda pelihara.
Ini di sebabkan karena semut hitam ini semut yang manja,
sukanya mojok pacaran, makan di suapin, di ladenin layaknya raja yang berkuasa.
Dengan bertambahnya semut hitam, maka semut-semut yang biasa
mengurusi dan merawat telur semut atau kroto, akan beralih merawat semut jantan
bersayap, semut prajurit juga terbagi tugasnya menjaga semut hitam bersayap
ini.
Semut hitam biasanya berkumpul di bawah toples atau tempat
yang terkena angin langsung.
Tapi sering juga di dapati semut hitam bersayap ini memenuhi
toples pemeliharaan bagian dalam.
Cara Mengatasi Semut Hitam
Untuk mengatasi semut hitam sahabat raja kroto bagus bisa
memberikan penerangan dengan memakai
media lampu, seperti pengalaman kami semut hitam akan mulai berkurang, apabila
semut hitam ini berkurang jumlahnya dalam koloni ternak kroto kita,maka
produksi telur semut atau kroto akan berangsur-angsur membaik kembali.
Dalam peternakan kroto, siklus pada bulan November sampai awal bulan adalah siklus munculnya semut
hitam bersayap ini , pada bulan ini para peternak kroto harus selalu memberikan
perhatian dan mengkontrol mulai dari perawatan pemberian minuman jangan sampai
telat,. Demikian semoga bermanfaat.